Case Studies: Shenanigans in the Hok Bing Empire (indonesian)

Berikut ini merupakan analisis predication yang berhubungan dengan tindakan shenanigans pada studi kasus The Hok Bing

1. Shenanigans number 1 “Recording revenue too soon”

Indikasi:

a. Mencatat pendapatan ketika terdapat ketidakpastian yang penting.

PT Theda yang memiliki Hak Guna Bangunan (HGB) atas sejumlah tanah di daerah Kemayoran tidak kunjung melakukan pembangunan. Pada akuntansi, terdapat faktor ketidakpastian ketika menilai realisasi dari kontrak pembangunan. Apalagi The Hok Bing (THB) tidak pernah mempublish laporan keuangan dari PT Theda kepada PT Dana Pensiun Pembangunan (Dapenbun) sebagai rekan bisnis. PT Theda bisa saja mengakui pendapatan meskipun perkembangan proyek tersebut belum signifikan karena mengandalkan judgement untuk mencatat pendapatan ini. Kecurigaan pun akhirnya muncul setelah menunggu sekian lama namun tidak ada perkembangan yang berarti.

2. Shenanigans number 2 “Recording bogus revenues”

Indikasi:

a. Menggunakan estimasi palsu pada laporan keuangan interim

PT Oceania Development melakukan penipuan atas presentation of completion dari proyek Monaco Residence di daerah Kemayoran. Para investor dan calon pembeli yang melihat potensi meroketnya harga properti Monaco Residence serta iming-iming bahwa proyek tersebut akan segera selesai akhirnya terbuai untuk berinvestasi pada proyek Monaco Residence. Pada kenyataannya, proyek Monaco Residence tidak kunjung selesai dan akhirnya para investor merasa tertipu bahwa proyek tersebut tidak berjalan seperti yang dipromosikan pihak PT Oceania Development.

3. Shenanigans number 3 “Boosting income with one time gains”.

Indikasi:

a. Meningkatkan keuntungan dengan menjual atau menukarkan