Leadership Management
Essay by Fernando Pranata • November 25, 2016 • Case Study • 4,194 Words (17 Pages) • 1,391 Views
Makalah Kepemimpinan
“Pemimpin sebagai Individu”
[pic 1]
Oleh :
Rika Elwira 31414027
Josephine Alodia 31414034
Takasya Angela 31414060
Liza Tanri 31414161
Grace Tukiman 31414163
Eny Eliza 31414180
(Kelas A)
PROGRAM MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2016
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pimpinan dan penyertaan-Nya sampai saat ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Kepemimpinan ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang telah mendukung pengerjaan makalah ini diantaranya terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Kepemimpinan kami yaitu Pak Roy Setiawan, S.Kom., M.M, M.SM.
Kemudian kami juga berterima kasih kepada keluarga yang sudah memberi dukungan baik dalam moril maupun materi serta pihak-pihak yang memberi bantuan selama pengerjaan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan baik oleh kami demi kebaikan di masa yang akan datang. Akhir kata, kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat dan berdampak besar bagi pembaca.
Surabaya, 23 Agustus 2016
Penulis
Chapter 4 : Pemimpin sebagai Individu
Kepribadian dan Kepemimpinan
Manusia memiliki perbedaan dari berbagai segi, ada yang menempatkan pekerjaan dan pencapaian sebagai nilai yang tertinggi, namun ada juga yang menempatkan hubungan keluarga dan personal sebagai nilai yang lebih tinggi. Ada yang memiliki rasa kompetitif yang tinggi dan keras, ada juga yang lebih fleksibel. Ada yang penuh pemikiran dan serius , juga ada yang tidak terlalu serius dan lebih membawa suasana menjadi menyenangkan. Segala bentuk perbedaan yang dimiliki individu ini mampu memberikan dampak terhadap interaksi antara pemimpin dan pengikutnya. Kepribadian dan perilaku pemimpin serta kemampuannya untuk memahami perbedaan individu antar karyawan akan mempengaruhi secara mendalam keefektifan dalam memimpin. Banyak organisasi yang menggunakan kepribadian atau personality sebagai jalan untuk mengenali seseorang dan bagaimana mereka membangun sebuah hubungan dalam sebuah organisasi. Secara jelas organisasi terdiri dari individu – individu yang membentuk sebuah organisasi tersebut, sehingga penting untuk memahami berbagai macam kepribadian, serta hubungan kepribadian tersebut terhadap perilaku pemimpin, nilai dan perilaku, persepsi, perbedaan kognitif, dan bagaimana seseorang mampu bekerja dengan berbagai macam kepribadian yang ada.
Kepribadian atau personality merupakan himpunan karakteristik seseorang yang tidak terlihat dan suatu proses yang mendasari pola perilaku stabil seseorang dalam menanggapi ide, objek, maupun orang-orang dalam lingkungan. Pemimpin yang memiliki pemahaman akan perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing individu akan mampu menggunakan pemahaman ini untuk meningkatkan kepemimpinan mereka supaya menjadi lebih efektif.
Model Kepribadian
Big Five personality dimensions merupakan lima dimensi yang mampu mendeskripsikan kepribadian seseorang. Lima dimensi tersebut adalah Extraversion, agreeableness, conscientiousness, emotional stability, dan openness to experience.
Extraversion merupakan dimensi dimana seseorang mudah bergaul, banyak berbicara, serta nyaman bertemu dan berbicara dengan orang-orang baru. Orang-orang yang memiliki extraversion yang rendah akan memiliki kepribadian yang lebih banyak diam dan terkesan seperti orang yang tidak nyaman dengan lingkungan yang baru. Selain itu dimensi ini juga memiliki karakteristik dominan. Seseorang yang memiliki dominan yang tinggi senang memiliki kontrol suatu keadaan dan mampu memberikan dampak bagi orang lain. Orang-orang seperti ini biasanya memiliki percaya diri tinggi, pencari posisi dan kedudukan serta memiliki sifat kompetitif yang tinggi sehingga bagi seorang pemimpin dominan dan ekstrovert sangat penting. Namun, apabila seseorang memiliki sifat dominan yang tinggi, bisa juga memberikan kerugian bagi pemimpin apabila tidak diimbangi dengan karakteirstik yang lain.
Agreeableness (Keramahan) merupakan tingkat dimana seseorang mampu untuk bergaul baik dengan orang lain dengan memiliki itikad yang baik, mampu bekerjasama, pemaaf, pengertian, dan saling percaya. Pemimpin yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi akan terlihat ramah dan mudah didekati, sedangkan yang rendah akan terlihat dingin, jauh, dan tidak peka. Kesuksesan pemimpin saat ini dilihat dari bagaimana pemimpin tersebut mampu membuat orang lain nyaman dan mempercayai pemimpinnya. Dalam sebuah organisasi apabila terjadi krisis, menurut CEO Goldman Sach, kemampuan berkomunikasi dan kerjasama tim menjadi salah satu kemampuan yang penting dalam menghadapi krisis. Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa sangat penting untuk melibatkan karyawaannya dalam mengahadapi krisis tersebut, sehingga dengan begitu beliau akan memiliki berbagai macam pendapat dari para karyawan dan meningkatkan kerjasama tim. Dengan memiliki agreeableness yang tinggi juga mampu merubah persepsi orang-orang maupun shareholder yang ada, bahwa pemimpin yang ada bukan pemimpin yang sombong melainkan pemimpin yang mudah bergaul.
Conscientiousness (Berhati-hati) merupakan tingkat dimana seseorang memiliki tanggung jawab, bisa diandalkan, gigih, dan berorientasikan pencapaian. Orang yang memiliki sifat berhati-hati ini mamfokuskan pada beberapa tujuan, dimana dia mengejar tujuan tersebut. Sedangkan orang yang memiliki sifat hati-hati yang rendah akan dengan mudah dialihkan. Dimensi kepribadian ini mengacu pada kegigihan seseorang dalam mengerjar mimpinya.
Emotional Stability (stabilitas emosional) merupakan tingkat dimana seseorang mampu menyesuaikan diri dengan baik, tenang, dan kukuh. Pemimpin yang memiliki emosi yang stabil akan mampu mengendalikan tingkat stressnya dengan baik, mampu mengendalikan krisis, dan umumnya tidak membuat kesalahan sendiri. Selain itu pemimpin dengan emosi yang stabil juga mampu menciptakan hubungan yang positif dan mengembangkan hubungan dengan orang lain.
...
...