The Distortion Of Indonesian Culture
Essay by 24 • November 6, 2010 • 4,870 Words (20 Pages) • 1,534 Views
I.Pendahuluan
Kebudayaan,adalah sebuah pola yang terintegrasi dari pengetahuan manusia, kepercayaan, dan perilaku. Kebudayaan, dapat didefinisikan, berisi bahasa, ide-ide, kepercayaan, kebiasaan,larangan-larangan, hukum,institusi, teknik, hasil karya seni, ritual, seremoni dan komponen lainnya yang terkait. Perkembangan kebudayaan tergantung kepada kapasitas manusia untuk belajar dan menerima pengetahuan yang kemudian diwariskan kepada generasinya.
[1]
Dengan melihat kebudayaan, sebagai contoh kebudayaan Jepang, atau kebudayaan Barat dapat dilihat nilai-nilai yang memiliki banyak perbedaan yang dijalankan didalam kedua masyarakat yang disebutkan diatas.Kebudayaan barat membentuk masyarakat yang memiliki keterbukaan, critical thinking, dsb. Di Jepang terbentuk masyarakat yang masih menganggap nilai-nilai luhur nenek moyangnya, dan nilai kekeluargaan sebagai pegangan.
Kebudayaan terbentuk melalui pola-pola hidup yang diterapkan oleh masyarakat, yang dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal masyarakat itu sendiri. Dalam kondisi internal, bentuk kebudayaan dipengaruhi oleh hubungan kekerabatan, seremonial, bahasa, hukum dsb. Oleh kondisi internal, kebudayaan dipengaruhi oleh lingkungan geografis, dan oleh berbagai faktor, kebudayaan lain yang mempengaruhi kebudayaan tersebut. Kebudayaan yang kemudian membentuk masyarakat selanjutnya. Namun, kebudayaan tidak lantas terus-menerus sebagai panutan statis pembentuk masyarakat tetapi juga dibentuk lagi oleh masyarakat. Hal ini adalah proses kreasi-interaksi antara budaya dan masyarakat. Budaya sangat berpengaruh, budaya mencerminkan pengalaman sejarah suatu bangsa, yang tertanam dalam tradisi mereka, dan membentuk sikap dan pengharapan mereka terhadap dunia. Budaya bisa menjadi pendorong atau beban yang menghambat atau mempercepat perubahan
[2]
Dengan membicarakan kebudayaan di Indonesia, cukup rumit memang untuk memahami keseluruhan budaya di Indonesia; melihat Indonesia yang multietnis dan multilinguistik, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan di Indonesia sangat beraneka ragam dan rumit. Jika ditelusuri lagi, melihat kebudayaan masyarakat Indonesia, berarti kita harus melihat kembali proses sejarah perkembangan suku-bangsa di Indonesia, dari zaman perunggu, besi, zaman pra-tradisonal, zaman tradisional, pra-modern, dan akhirnya masyarakat modern kontemporer yang ada sekarang ini. Masyarakat suku-bangsa di Indonesia telah melewati banyak tahap-tahap kreasi-interaksi kebudayaan seperti yang disebut diatas tersebut. Mulai dari scope internal di antara suku-suku bangsa indonesia sendiri, maupun oleh pengaruh eksternal kebudayaan kolonial yang menjajah bangsa ini selama tiga setengah abad. Kemudian kesadaran para pemuda-pemuda lintas etnik yang menyepakati kesatuan budaya-budaya Indonesia yang beraneka-ragam dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928 dan mencapai puncaknya pada kemerdekaan bangsa ini sebagai suatu bangsa yang berdaulat penuh. Namun dinamika kebudayaan Indonesia tidak sampai di sini, masyarakat kontemporer Indonesia masih mempengaruhi kebudayaan Indonesia masa mendatang yang memang tetap rumit.
Apa yang akan saya angkat pada essai singkat saya tentang kebudayaan Indonesia adalah sedikit dari kerumitan yang ada dalam kebudayaan Indonesia dalam interaksinya dengan masyarakat lain yang memiliki kebudayaan yang lain pula. Pada essai ini saya menanggap bahwa kebudayaan Indonesia telah sangat terdistorsi oleh kebudayaan lain yang mempengaruhi kebudayaan dasar bangsa Indonesia yang baik,seperti budaya gotong-royong, kekeluargaan dan sebagainya. Banyak sebab yang mengakibatkan hal ini, baik sebab-sebab internal maupun eksternal dari politik, ekonomi, perubahan iklim internasional seperti globalisasi dan sebagainya telah membuat kebudayaan Indonesia sendiri tidak memiliki esensi keorisinalitasannya karena berkembang secara lamban dan terlalu terpengaruh oleh budaya luar (dalam hal ini khususnya Barat), karena tidak adanya filterisasi kebudayaan luar yang negatif.
[3]
Sehingga hal ini menghambat keorisinalitasan pemikiran yang bersumber dari budaya Indonesia sendiri. Masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang tumpul dalam mengembangkan kreativitasnya sendiri, ide-idenya sendiri dan teori-teori produksi pemikiran masyarakat Indonesia secara original. Semuanya menjadikan kebudayaan Barat sebagai parameter, bukan kebudayaan bangsa Indonesia sendiri sebagai panutan.
Dalam menjawab tantangan distorsi kebudayaan ini, sedikit ide saya tentang suatu tinjauan ulang dan pengembangan kebudayaan Indonesia secara berkesinambungan, yang mungkin terkesan absurd untuk direalisasikan jika melihat kondisi masyarakat yang ada sekarang ini akan saya sampaikan. Dimana dalam mengkaji dan mengembangkan kebudayaan Indonesia sekarang ini secara berkesinambungan, hal ini harus ditunjang oleh berbagai macam aspek-aspek dalam bangsa Indonesia sendiri. Yang kemudian secara bertahap akan terbangun kembali lagi nilai-nilai dasar bangsa Indonesia yang flexible dengan kondisi zaman yang dihadapi bangsa ini, tetapi tidak kehilangan esensi keorisinalitasannya sebagai budaya asli Indonesia. Mungkin ide yang saya tuangkan, khususnya dalam bab empat sangat subyektif esensinya. Tapi ide-ide ini timbul oleh pengamatan saya secara pribadi pada masyarakt Indonesia.
II.Latar Belakang Masalah Terjadinya Distorsi Kebudayaan Indonesia
Dalam melihat permasalahan kebudayaan yang dihadapi bangsa Indonesia ini, maka perlu untuk melihat kembali apa yang telah terjadi selama ini sehingga bangsa kebudayaan Indonesia menjadi terdistorsi seperti sekarang ini. Sejak zaman kolonial Belanda masyarakat Indonesia hidup dibawah tekanan terus-menerus dari pemerintahan Belanda. Dalam menanggapi tekanan Belanda tersebut, respon yang dilakukan oleh setiap suku-bangsa yang ada di Indonesia berbeda-beda, hal ini tergantung dari budaya suku-suku itu sendiri. Di satu tempat ada yang merespon secara positif kedatangan dan pendudukan kolonial Belanda, di tempat lain ada yang negatif meresponnya, yakni dengan melakukan pemberontakan kecil-kecilan.
Dalam penjajahannya, pemerintah Belanda selalu membatasi hak-hak yang seharusnya didapatkan oleh masyarakat pribumi yakni hak atas pendidikan dan informasi. Didalam upaya Belanda membodohi masyarakat, yakni dengan iming-iming harta benda dan kedudukan serta stratifikasi sosial yang diciptakannya, kebanyakan masyarakat mau tidak mau menjadi patuh terhadap Belanda. Kebudayaan dasar bangsa Indonesia yang mengalami proses interaksi dengan Belanda dengan proses pembodohannya kemudian memunculkan budaya baru yang salah yang diaplikasikan oleh masyarakat Indonesia sendiri. jika
...
...